Rabu, 19 Februari 2014

BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH


BANGSA-BANGSA KAMBING PERAH

Induk kambing perah yang laktasi memerlukan perhatian yang lebih terutama tata laksana pemberian pakannya.  Untuk memproduksi susu yang tinggi induk kambing perah akan mengeluarkan cadangan energi di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan beret badannya akan turun.  Pemberian pakan konsentrat harus ditingkatkan dengan pola pemberian yang baik untuk mempertahankan produksi susu dan untuk mengurangi laju penurunan berat badannya.  Tata laksana pemberian pakan saat induk kambing dikeringkan perlu diperhatikan agar induk dapat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi masa laktasi berikutnya.  Perlu dibuat suatu pola pemberian pakan yang praktis dan efisien untuk induk laktasi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan produksi susu per ekor per hari.

1.: 1. Bangsa-Bangsa Kambing Perah
Kambing perah merupakan kambing yang secara genetik dapat menghasilkan susu dalam jumlah banyak sehingga melebihi kebutuhan susu cempenya dan dapat diperah untuk dikonsumsi manusia. Berikut ini beberapa bangsa kambing perah yang dikenal sebagai kambing penghasil susu yang produktif:
a.      Alpine

         Kambing alpine berasal dari pegunungan Alpen di Austria dan Prancis. Bobot betina dewasa mencapai sekitar 55 kg dan memiliki kemampuan yang baik dalam menyusui anak.
Adapun ciri-ciri fisiknya adalah:
- ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk
- warna bulu bermacam-macam mulai dari putih sampai kehitam-hitaman
- warna muka ada garis putih di atas hidung

b. saanen
Kambing saanen banyak diternakkan di daerah Switzerland Barat, Swiss. Kambing ini sudah tersebar luas di seluruh dunia karena dapat menghasilkan 800 kg susu per masa laktasi yang berlangsung selama 250 hari.
 Berat badan saat dewasa sekitar 65 kg. Ciri-ciri fisiknya adalah sebagai berikut:
- baik jantan maupun betina tidak bertanduk
- warna : putih atau cream pucat/muda
- hidung, telinga dan ambing berwarna belang hitam
- dahi lebar, telinga sedang dan tegak
c. Toggemberg
Kambing toggenberg atau bangsa togg merupakan kambing lokal dari daerah Switzerland Timur Laut, Swiss. Bobot kambing betina dewasa sekitar 45 kg. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 6 liter per hari.
 Kambing ini mempunyai warna bulu cokelat dan putih di bagian mulut sampai daun telinga serta keempat kaki sampai di bawah pangkal ekor.
d. Etawah
Kambing ettawah merupakan kambing yang berasal dari India, tepatnya dari Jamnapari. Kambing etawah mempunyai berat badan rata-rata 55 – 80 kg dengann produksi susu yang sangat tinggi, yakni bisa mencapai 4 liter per hari
Ciri – ciri spesifiknya adalah
- memiliki wajah cembung dan rahang bawahnya menonjol
- daun telinga panjang dan lebar, terkulai ke bawah, serta rapat.
- kambing etawah baik jantan maupun betina mempunyai tanduk yang mengarah     ke belakang dan ke samping.
- Ada gelambir di leher, dimana gelambir pada jantan umumnya lebih lebar dibandingkan gelambir pada betina
e. Peranakan Etawah ( PE )
Selain kambing etawah dari India, kambing jenis lain yang paling banyak dipelihara di Indonesia dan diperah susunya adalah kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing ini merupakan persilangan antara kambing etawah dan kambing kacang atau kambing lokal Indonesia. Ciri-ciri kambing PE merupakan perpaduan dari ciri-ciri kambing Etawah dan kambing kacang atau kambing lokal. Namun, ciri-ciri fisiknya cenderung mengikuti kambing Etawah dari India, seperti masih adanya gelambir, muka cembung, serta telinganya panjang, lebar dan terkulai.
Produksi susu kambing PE yang dipelihara secara intensif berkisar antara 1,5 – 3,5 liter per hari.
- panjang telinga berkisar 18 – 30 cm
- bobot badan jantan dewasa ± 40 kg dan yang betina sekitar 35 kg
- warna bulu bervariasi dari putih, coklat muda sampai hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar