DENDENG, RENDANG, DAN RENDANG
A.
Dendeng
Dendeng
merupakan salah satu produk olahan daging yang cukup digemari oleh banyak
masyarakat. Dendeng merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia dengan
menggunakan rempah-rempah sebagai bumbu. Dendeng dengan variasi tambahan berbagai
jenis bumbu memberikan aroma dan rasa yang berbeda. Konsumsi dendeng di
kalangan masyarakat semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini dapat terjadi
karena makin populernya dendeng sebagai makanan khas. Masyarakat menyukai
produk yang memiliki rasa yang cukup enak dan tampilan produk dengan warna yang
cukup menarik. Penambahan bumbu pada pembuatan dendeng meningkatkan cita rasa
dan aroma dari produk dendeng yang dibentuk. Tampilan fisik produk dendeng yang
baik dapat diperoleh dari tahapan pengolahannya sebelum pemasakan, saat
pemasakan, dan setelah pemasakan.
Salah satu proses atau tahapan yang dilalui
dalam pembuatan dendeng adalah tahapan curing pada daging sebelum daging diolah
menjadi dendeng. Bahan-bahan yang digunakan pada saat curing adalah garam
nitrit atau nitrat, garam, gula dan bumbu-bumbu. Penambahan garam nitrit atau
nitrat memberikan efek yang menguntungkan bagi daging yaitu sebagai bahan
pengawet dan pemfiksasi warna daging. Fiksasi daging berarti mempertahankan
warna merah pada daging. Dendeng yang telah melalui proses curing akan memiliki
warna merah yang cerah. Garam nitrit atau nitrat merupakan senyawa kimia yang
dapat bersifat bakteriostatik terhadap pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu,
garam nitrit atau nitrat memiliki fungsi sebagai bahan pengawet terhadap produk
dendeng.
Beberapa teknik curing yang berbeda
pada saat prapengolahan daging yang telah dikenal seperti curing yang
dilakukan dengan pelarutan garam nitrit atau nitrat dalam air kemudian daging
direndam dalam larutan curing tersebut, teknik ini disebut dengan curing
basah. Teknik curing lainnya adalah curing kering. Teknik ini
dilakukan dengan langsung mencampurkan garam nitrit atau nitrat dengan daging.
Kadar garam nitrit atau nitrat yang terserap daging pada kedua teknik curing
tersebut kemungkinan berbeda. Hal ini dapat memberikan pengaruh pada produk
akhir dendeng yang dihasilkan.
Dendeng adalah makanan yang dapat dihidangkan sebagai
pelengkap makanan pokok, yang terbuatdari daging sapi, kerbau dan sebagainya,
yang menggunakan bumbu-bumbu tertentu dan cara pembuatannya pun sangat
sederhana dan mudah.
Dendeng yang sudah jadi akan berwarna kecoklat-coklatam
karena protein dalam daging akan cereaksi dengan gula merah dalam bumbu.
Didalam proses pembuatan dendeng, kewetan dendeng terutama sekali disebabkan
oleh penjemuran dan daging akan menjadi kering sehingga kadarnya rendah sekali,
akibatnya bakteri dan kapangg sulit untuk tumbuh.
Pada pembuatan dendeng ini harus diperhatikan panas sinar
matahari, terik matahari tidak boleh terlalu panasm karena permungkaan dendeng
akan retak-retak, sebaliknya bila sinar matahari kurang panas dan tidak terus
menerus akan mengakibatkan kapang mudah tumbuh. Salah
satu hasil olahan dendeng yang dapat kita ketahui sebagai berikut; dendeng
batokok, dendeng sayat, dendeng giling, dendeng iris (dendeng kering).
1. Dendeng batokok merupakan
salah satu masakan khas Sumatera Barat yang dibuat dari irisan tipis dan lebar daging sapi setelah diiris tipis melebar
lalu dipukul-pukul dengan batu cobek supaya daging nya menjadi lembut. Dan
kemudian makanan ini diberi cabai yang diiris kasar.
Batokok dalam
bahasa padan berarti dipukul-pukul nama dendeng batokok adalah dari proses
pengolahan daging yang dipukul-pukul. Meski dendeng ini tidak
dibakar namun tekstur daging lunak dengan rasa gurih, asam dan pedas yang menyengat
dari cabe. cocok sekali dengan lidah orang indonesia yang suka pedas.
Bahan :
▪500 gr daging sapi has luar
▪2 sendok makan asem jawa
▪1 sendok makan garam
▪Air secukupnya untuk merebus
Bahan sambal lado:
▪15 bh cabe merah
▪8 bh bwg merah
▪2 lbr daun jeruk
▪2 bh asem kandis
▪1 bh jeruk nipis
▪garam
Cara membuat:
Daging Dendeng:
▪500 gr daging sapi has luar
▪2 sendok makan asem jawa
▪1 sendok makan garam
▪Air secukupnya untuk merebus
Bahan sambal lado:
▪15 bh cabe merah
▪8 bh bwg merah
▪2 lbr daun jeruk
▪2 bh asem kandis
▪1 bh jeruk nipis
▪garam
Cara membuat:
Daging Dendeng:
1.
Rebus
daging sapi dengan asam jawa dan garam pada pressure cooker selama kurang lebih
20-25 menit, angkat kemudian daging dipotong setebal 1/2 cm .
2.
Rebus
lagi sampai daging sudah empuk, diamkan dulu 1 jam supaya bumbu meresap.
3.
Setelah
dingin, pukul-pukul daging hingga melebar (dalam bahasa padang di tokok).
4.
kemudian
goreng daging yang sudah ditokok tadi tersebut hingga agak kehitaman. Warna
hitam ini karena pengaruh dari asem jawa membuat daging agak ke-hitaman.
Lado merah :
1. iris cabe merah dan bawang merah
2. panaskan minyak goreng, setelah panas masukkan asem kandis dan
daun jeruk, tumis hingga wangi.
3. setelah minyak agak panas masukkan cabe hijau dan bawang merah, jangan
sampai layu, tapi asal layu (cabe dan bawang 1/2 matang)
4. saring minyak dari cabe dan bawang kemudian campurkan garam dan
perasan jeruk nipis, aduk2 hingga tercampur rata.
Tips :
1. dendeng batokok aslinya dibakar diatas bara sabut kelapa, tapi digoreng
seperti diatas juga enak.
2. sambal lado kalau yang gak suka 1/2 matang, dapat dibuat dengan
menggilingnya kasar2 (cabe dan bawang) kemudian ditumis dengan asem kandis,
daun jeruk, setelah matang beri perasan air jeruk
2. Dendeng Kering
Dendeng Kering adalah dendeng yang cara
pembuatannya yaitu dikeringkan dan dicuci lalu dijemur sampai kering.
Cara pembuatannya
a. Keringkan Loyang dalam oven 70˚C
b. Siapkan merang bersih, yaitu
merang dicuci lau dijemur sampai kering
c. Siapkan air mendidih dalam panic
d. Daging dibersihkan, lalu diiris
setebal 5 cm
e. Masak sebagian dalam air mendidih
sampai warna mulai coklat sebagian lagi langsung di iris dan dibumbui
f. Daging diiris dengan tebal ¾ cm,
lalu dibumbui dengan bumbu seperti dendeng giling. Bumbu harus dicampur sampai
benar-benar merata.
g. Daging diletakkan di atas Loyang
yang telah dilapisi merang bersih dan kering
h. Masukkan Loyang berisi irisan
daging ke dalam oven yang dipanaskan pada suhu 70˚C. setelah 7 jam pengeringan,
kemudia dikemas.
B.
Rendang
1.
Pengertian
Rendang atau randang adalah masakan daging bercita rasa pedas yang
menggunakan campuran dari berbagai bumbu danrempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang
dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya memakan waktu
berjam-jam (biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan berwarna hitam pekat.
Dalam suhu ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang
yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering
disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan.
Rendang dapat ditemukan di Rumah Makan
Padang di
seluruh dunia. Masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat dan
perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau secara umum, masing-masing daerah di
Minangkabau memiliki teknik memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda Pada
tahun 2011,
rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World's
50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN
International.
2. Kandungan bahan dan cara memasak
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang
kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia), dan campuran
dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya
cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya
disebut sebagaipemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami,
yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai
bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe, dan lengkuas diketahui
memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat
disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu
berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang
memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan
dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap
daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan
mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten
ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan
bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses
memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'.
Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang
kompleks dan unik.
3. Makna budaya
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya
masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi
tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan pokok
yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu: Dagiang (daging
sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku
adat) Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum
Intelektual) Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang
pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama Pemasak (bumbu), merupakan
lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang
wajib disajikan dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu
kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau Semenanjung
Malaya,
rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban
4. Sejarah
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera,
khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu
dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat
dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir
sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini
berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing,
Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri
Sembilan yang banyak dihuni
perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera
dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr.
Gusti Asnan menduga,
rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai
merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16. “Karena
perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin menjadi
pilihan tepat saat itu sebagai bekal.” Hal ini karena rendang kering
sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan
bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik
seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal
dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
Kelahiran rendang tak luput dari pengaruh beberapa
negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang
Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam
dan tidak memiliki kuah.
Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh
melampaui wilayah aslinya berkat budayamerantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi
merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara mereka
berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara
tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan
rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.
Rendang juga menjadi makanan yang disajikan khusus
untuk hari raya Idul Adha. Banyaknya daging kurban membuat masyarakat Padang
berlomba-lomba memasak rendang.
5. Jenis
Dalam memasak daging berbumbu
dalam kuah santan, jika ditinjau dari kandungan cairan santan, sebenarnya terdapat tiga tingkat
tahapan, mulai dari yang terbasah berkuah hingga yang terkering: Gulai — Kalio — Rendang. Dari pengertian ini rendang sejati adalah
rendang yang paling rendah kandungan cairannya. Akan tetapi secara umum dikenal
ada dua macam jenis rendang: rendang kering dan basah.
a. Rendang kering
Rendang kering adalah rendang
sejati dalam tradisi memasak Minang. Rendang ini dimasak dalam waktu berjam-jam
lamanya hingga santan mengering dan bumbu terserap sempurna. Rendang kering
dihidangkan untuk perhelatan istimewa, seperti upacara adat, kenduri, atau
menyambut tamu kehormatan. Rendang kering biasanya berwarna lebih gelap agak
coklat kehitaman. Jika dimasak dengan tepat, rendang kering dapat tahan
disimpan dalam suhu ruangan selama tiga sampai empat minggu, bahkan dapat
bertahan hingga lebih dari sebulan jika disimpan di kulkas, dan enam bulan jika
dibekukan. Beberapa kalangan berpendapat bahwa citarasa rendang asli Minang
adalah yang paling lezat dan tiada dua — jauh berbeda dengan rendang di
sejumlah kawasan Melayu lainnya
b. Rendang basah atau Kalio
Rendang basah, atau lebih tepatnya disebut kalio,
adalah rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat, santan belum begitu
mengering sempurna, dan dalam suhu ruangan hanya dapat bertahan dalam waktu
kurang dari satu minggu. Rendang basah berwarna coklat terang keemasan dan
lebih pucat.
Rendang juga dikenal di negara tetangga, seperti Malaysia
dan Singapura. Rendang yang ditemukan di
Malaysia lebih mirip kalio, berwarna lebih pucat dan basah dengan citarasa
yang tidak begitu kuat. Rendang Malaysia yang disebut rendang kelantan dan
rendang negeri sembilan memiliki perbedaan dengan rendang Indonesia. Proses
memasak rendang di Malaysia, lebih singkat dan melakukan pengentalan bumbu
dengan dicampur kerisik (kelapa parut yang
disangrai), bukan dengan proses pemasakan dengan api kecil dalam waktu yang
lama. Karena keterkaitan sejarah melalui kolonialisasi, rendang juga dapat
ditemukan di Belanda, juga dalam bentuk kalio, tetapi umumnya disajikan
sebagai salah satu bagian dari lauk-pauk
6. Variasi
Rendang umumnya menggunakan daging sapi, tetapi dikenal
pula berbagai jenis bahan daging lainnya yang dimasak sesuai bumbu dan cara
membuat rendang. Variasi rendang antara lain:
a. Rendang daging (Randang
dagiang): rendang daging sapi, kerbau, kambing atau domba. Adalah jenis rendang
yang paling lazim ditemukan.
b. Rendang ayam: Rendang yang terbuat
dari daging ayam
c. Rendang bebek (Randang
itiak): Rendang yang terbuat dari daging bebek
d. Rendang hati: Rendang yang terbuat
dari hati sapi
e. Rendang telur (Randang
talua): Rendang yang terbuat dari telur ayam, khas Payakumbuh
f. Rendang paru: Rendang yang terbuat
dari paru-paru sapi, khas Payakumbuh
g. Rendang ikan tongkol: Rendang yang
terbuat dari ikan tongkol
h. Rendang suir: Rendang khas
Payakumbuh yang dibuat dari daging ayam atau sapi yang serat dagingnya disuir
atau diurai kecil-kecil. Rendang suir mirip abon, akan perbedaannya adalah serat
dagingnya lebih besar dan bumbu rendang keringnya yang khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar